Simbol Kanker Hari ini Sarah harus kembali ke rumah sakit untuk mendengarkan hasil laboratorium dari dokter terkait pemeriksaan kesehatannya. Ia sudah berangkat dengan hati berdebar-debar. Kali ini ia pun sudah merasa bahwa ada yang tidak beres dengan kondisi tubuhnya. Dokter menyapanya dengan ramah. Namun, ia bisa melihat bahwa ada yang aneh dengan keramahan itu. Keramahan seorang dokter karena simpati pada pasiennya. “Anda menderita kanker stadium 2,” ujar Dokter Ani dengan muka yang sama, simpati berlebihan ke arah Sarah. Itulah kalimat pertama yang didengarnya setelah duduk di kursi di hadapan dokter. Kursi yang selalu membuatnya ketakutan untuk berkunjung dan memeriksakan kondisinya. Seketika itu juga dunianya runtuh, Harapannya ambyar . Mungkin, kisah-kisah seperti itu sering sekali kita dengar dari film, sinetron, atau bahkan orang-orang terdekat kita, keluarga, teman, sahabat, dan kekasih. Kanker memang kata angker bagi siapapun yang mendengarnya. Siapapun yan...