Jangan Izinkan Orang Lain Merenggut Kebahagiaanmu




Judul               : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2
Penulis             : Ajahn Brahm
Penerbit           : Awareness Publication
Tahun Terbit   : 2017
Harga Buku     : Pemberian dari Teman Seperjuangan di Depok, Rinda Wahyuni

Ajahn Brahm adalah seorang biksu. Padahal, ia berasal dari Inggris dan alumni Cambridge University jurusan Fisika Teori. Setelah lulus dari Cambridge University, ia mengajar di SMU selama satu tahun sebelum pergi ke Thailand untuk menjadi biksu. Ia belajar dari Ajahn Chah. Saat ini, ia menjadi Biksu Kepala Wihara Bodhinyana di Serpentine, Australia. Sebagai seorang biksu yang sudah melanglang buana ke banyak kegiatan dan tempat, ia memiliki ribuan pengalaman yang ia bagikan dalam buku-buku yang ia tulis. Satu di antaranya, buku yang sedang saya ulas kali ini.

Kali ini saya membaca sekuel kedua dari tulisannya dalam buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2. Dalam buku ini, Ajahn Brahm membagi banyak kisah inspiratif tentang untuk menjadi lebih baik dan berbuat lebih banyak serta lebih baik dari perspektif seorang biksu dan agama Budha. Meskipun demikian, sebagai seorang muslim, saya justru takjub dengan ajaran Budha yang digambarkan oleh Ajahn Brahm dalam buku-bukunya. Bahkan, berkali-kali selama membaca, saking takjubnya, saya sering sekali membuat janji untuk diri saya sendiri. Yah, saya berjanji akan saya sangat menghargai setiap detik dalam kehidupan saya. Seperti dalam judul resensi ini, saya pun akan mulai tidak mengizinkan orang lain untuk merenggut kebahagiaan dalam diri saya. InsyaAllah, semua akan baik-baik saja.

Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2 ini terbagi dalam sembilan tema, yaitu Raga yang Rentan, Siap Menerima Perubahan, Pukat Kelekatan, Penolakan terhadap Dunia, Batin Keliru Tahu, Cinta Tanpa Keakuan, Damai Bahagia Tanpa Syarat, Arif Menyikapi Kehidupan, dan Hati Bebas Lepas. Membaca semua bagian dalam buku ini membuat kalian mengerti banyak hal dalam kehidupan yang tidak perlu terlalu dipikirkan hingga bikin hati menjadi sesak. Masa lalu dan masa depan juga tidak perlu menjadi beban. Hal yang terjadi di masa lalu kita syukuri dan hal yang terjadi di masa depan kita doakan. Mari kita kerjakan hal-hal yang sedang ada di masa kini.

Ada satu kisah yang membuat saya sangat tersentuh, yaitu Presidan Harvard. Meskipun ini termasuk kisah lama, saya beru mengetahuinya sekarang saat membaca buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2. Di situ dikisahkan ada dua orang dengan pakaian kurang bagus datang menemui Presiden Harvard. Karena penampilan itulah, Presiden Harvard tidak menemuinya bahkan tidak memberinya kesempatan untuk memberikan sumbangan bagi Harvard University. Tingkah presiden inilah yang akhirnya menjadi awal bagi lahirnya kampus baru di California, yaitu Stanford University. Jadi, dua orang itu  adalah pendirinya. Kampus Stanford didirikan untuk mengenang kematian anaknya. Nama Stanford pun adalah nama anaknya.

Ajahn Bhram menulis kisah ini dengan sangat bagus dan menginspirasi. Meskipun buku ini adalah buku terjemahan, bahasanya tetap enak dibaca dan dipahami. Selain itu, banyak quotes menarik yang bisa diambil dari buku ini. Ada satu hal yang kurang adalah ilustrasi dalam buku ini yang mengaitkan antara cacing dengan isi buku. Penerbit perlu menambahkan ilustrasi lebih banyak.

Jadi, buku ini bisa dibaca oleh semua kalangan, bahkan anak-anak sekalipun. Petuah hidup di dalamnya sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Nah, saya pun sudah merangkum kalimat mutiara dari dalam buku ini. Semoga bermanfaat untuk semua.

 (Apakah Anda kelelahan? itu karena anda membawa terlalu banyak hal di ransel batin Anda. Jadi, kika kita benar-benar melihat ke dalam ransel itu, apa yang bisa dibuang? Inilah cara pertama melepas (Brahm, 53).

Masa lalu adalah penjara. Masa lalu adalah sel dengan pintu yang terbuka. Kita bisa melangkah keluar dari sana kapan saja kita suka (Brahm, 53).

Lepaskan juga semua masa depan. Buang itu. Kita melepas dengan menanggalkan kekhawatiran kita akan masa lalu atau masa depan. Lalu batu berikutnya yang bisa kita buang adalah batin yang suka mengeluh ini (Brahm, 55).


Batin yang mencari kesalahan dan suka mengeluh bisa membuat kita gila. Batin semacam itu memberitahu kita bahwa selalu ada yang salah. Buang jauh-jauh batin yang suka mengeluh (Brahm, 55)

Ada cara yang sangat mudah untuk melepaskan diri dari penjara-penjara kehidupan. Anda cukup mengubah sikap anda menjadi mau ada di sini. Jika kita mau berada di sini, kita akan merasakan kedamaian dan kebebasan (Brahm, 60)

Makin banyak pengharapan, makin sedikit perjalanan hidup yang bisa dinikmati (Brahm, 62)

Cara keempat untuk melepas adalah memiliki batin ala teflon, maksudnya, tidak ada apa pun yang menempel padanya (Brahm, 63)

Lepaskanlah semua momen-momen suka maupun duka pada masa lalu, sampai kita memiliki badan dan batin yang tak bisa dilekati apapun, yang berarti kita bisa menikmati apa pun yang terjadi berikutnya, tidak membiarkan masa lalu membelenggu kebebasan kita (Brahm, 64)

Ketika kita ditantang oleh orang liar di lingkungn kita,  kita harus turut menantang diri kita sendiri, menantang cara hidup, gagasan, persepsi, dan sudut pandang kita 71

Sebab rasa bersalah dan amarah itu sesungguhnya membuat rasa sakit makin berlarut-larut dan makin panjang (Brahm, 75)

Jadi, apa yang benar-benar kita inginkan? Semakin banyak yang kita inginkan, semakin banyak konflik yang kita tuaii (Brahm, 95)

Ketika anda tahu bahwa itu pun akan berlalu, akan lewat, maka Anda bisa terus bertahan (Brahm, 103)

Kadang asumsilah yang membuat kita masuk ke dalam begitu banuak masalah dan kesulitan (Brahm, 172)

Intinya, ketika kita mengasumsikan sesuatu, kita selalu berusaha begitu keras untuk mengepaskan realitas dengan asumsi kita (Brahm, 174)

Hal yang menakjubkan mengenai hidup adalah hidup ini begitu tidak pasti. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Good?  Bad?  Who knows?  (Brahm, 176)

Persepsi kita seluruhnya dikendalikan oleh pandangan kita hingga sering sekali kita tidak melihat kebenaran, melainkan melihat apa yang kita ingin lihat (Brahm ,192)

Sekalipun badan sakit, batin tidak harus ikut sakit. (Brahm, 219)

Apa yang kita takuti, apa yang membuat kita lari darinya, akan memiliki ketakutan atas diri kita, bisa menguasai kita (Brahm, 256)

Jika orang-orang menyekop tanah ke sekujur tubuh Anda, cukup goyang-goyang, luruhkan, injak, dan Anda seinci lebih tinggi. (Brahm, 258)

Sabar, rangkullah momen kini, dan lakukan apa yang bisa dilakukan (Brahm, 259)

Sebab konflik muncul ketika kita memiliki perbedaan namun tidak mendengarkan satu sama lain. Padahal ketika kita hening, kita lebih mampu melihat, mendengar, merasakan, dan menyerap apa yang terjadi (Brahm, 261)

Kebajikan dan kejahatan itu bagaikan bunga dan ilalang. Anda tidak perlu menyingkirkan ilalangnya, cukup tumbuhkan lebih banyak bunga karena ilalang akan mati dengan sendirinya (Brahm, 270)

Tapi satu hal yang saya ingat, jika anda terus maju, selangkah demi selangkah,  sebata demi sebata, tak ada yang tak bisa anda raih (Brahm, 297)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyek Raport Tenaga Kependidikan sebagai Media untuk Melakukan Inovasi Pendidikan di Indonesia

Bikin Pantun Asyik Pakai Canva

SALINDIA ANEKA TOPIK